SRAGEN, Aroma tak sedap mengenai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMKS Muhammadiyah 6 Gemolong tahun 2019 dan 2018 Sebesar, Rp 1.659.840.000,- diduga terindikasi lebih salur dan mark-up Anggaran dana belanja dibeberapa komponen.
Menurut informasi data yang dapat dipercaya, Pada Penyaluran dan Pencairan Dana bos tahun 2018 sampai 2019, Diduga ada lebih salur.
Yakni saat Pencarian Dana BOS tahun 2018 sebesar Rp 833.280.000,- diduga ada lebih salur murid penerima dana bos. (Data ada di redaksi).
Total Dugaan lebih salur Dana bos pada tahun 2018 ada kelebihan murid 88 siswa, dana tersebut seharusnya dikembalikan ke Kas Negara Melalui Bank penyalur selambat-lambatnya pada januari tahun berikutnya, mengingat dana tersebut bukan hak Sekolah, akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan pihak SMKS Muhammadiyah 6 Gemolong.
Selain itu pencairan dana BOS tahun 2019 sebesar Rp 826.560.000,- juga serupa, yakni diduga ada lebih salur murid penerima dana BOS (data ada di redaksi).
Total dugaan lebih salur dana BOS pada tahun 2019 adalah sejumlah 6 murid. Jadi total jumlah murid lebih salur pada tahun 2018 dan 2019 adalah sejumlah 94 murid.
Dana tersebut seharusnya dikembalikan ke Kas Negara Melalui Bank penyalur selambat-lambatnya pada januari tahun berikutnya, mengingat dana tersebut bukan hak Sekolah tersebut, akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan pihak SMKS Muhammadiyah 6 Gemolong.
Bukan hanya lebih salur saja, Diduga pula telah terjadi mark-up dana Anggaran belanja dibeberapa komponen tahun 2018 dan 2019 (data ada di redaksi)
Keempat Komponen tersebut Diduga di Mark-up Anggarannya. Dan
Keempat Komponen tersebut, Diduga hanyalah modus Oknum Kepala SMKS Muhammadiyah 6 Gemolong bersama beberapa Stafnya, untuk mengelabui Pemerintah dan masyarakat terutama wali murid, agar mendapatkan keuntungan besar guna memperkaya diri.
Saat di konfirmasi Kasek SMK Muhammadiyah 6 Gemolong Umar Jahid Nasoka sangat sulit di temui, tim hanya di temui Guru kesiswaan Kuswanto hingga tiga kali, dan jawaban selalu sama.
Yakni Kepala sekolah selalu tidak ada di tempat, ketika di konfirmasi mengenai dugaan lebih salur dan mark up anggaran, Kuswanto tidak bisa menunjukkan bukti pengembalian dan bukti keterangan siswa yang pindah atau keluar, dia katakan data ada semua dan sekolah selalu tertib melaporkan rekapitulasi.
“Yang tahu data rekapitulasi pengembalian lebih salur ada dibagian Tata Usaha (TU), namun saat ini tidak ada yang piket masuk, ” Jelas Kuswanto. Rabu (24/6/2020).
Lebih jauh, Kuswanto juga menampik jika rekapiltulasi untuk Dana BOS 2018/2019 tidak selesai, besar kemungkinan tahun berikutnya dia pastikan tidak akan turun.
“Jika anggaran tahun 2018 dan 2019 tidak selesai, tentu untuk tahun berikutnya tidak akan cair, ” Elaknya.
Kepada Dinas Kemdikbud, Inspektorat dan BPK Provinsi Jateng, agar dapat meng croscek dan meng,audit ulang Dana bos SMKS Muhammadiyah 6 Gemolong kab, Sragen Prov, Jateng dan kepada Penegak Hukum agar dapat segera menindaklanjuti terkait Dugaan, Lebih Salur dan Mark-up Anggaran Dana belanja di beberapa komponen tahun 2018 dan 2019, yang diduga rugikan Negara hingga ratusan juta, serta memanggil siapapun yang terlibat, untuk memberikan efek jera dan agar supaya Virus serupa tidak menular ke Sekolah yang lainnya. (Tim)