Cuaca Buruk Nelayan Rajungan Mengeluh
LINTASINDONEWS.com, REMBANG – Akibat cuaca buruk saat ini, nelayan rajungan di Kabupaten Rembang memilih tidak melaut terlebih dahulu. Sebab, dengan kondisi cuaca buruk yakni ombak tinggi yang berpotensi membahayakan para nelayan.
Para nelayan yang biasa mencari rajungan ini menggunakan perahu kecil dengan mesin tempel sehingga rawan rusak ketika diterjang ombak besar. Mereka kini memilih menyandarkan kapal di pinggir laut sembari menunggu cuaca membaik lagi.
Nelayan biasa mencari rajungan di sekitar perairan Laut Jawa. Mereka hanya mencari rajungan selama satu hari melaut saja.
Sumardi, 68 tahun nelayan raungan asal desa pacar kecamatan kota rembang mengaku, hasil tangkapan hari ini sangat menurun drastis. Dari yang semula satu perahu bisa membawa hasil tangkapan 25 kg rajungan, kini ia hanya membawa pulang 15 kg saja.
“Ini saya cuma bawa hasil tangkapan 15 kg saja, padahal ini tergolong sudah musi m karena sudah bulan Desember.Padahal biasanya bulan Desember sampai Januari awal itu bisa sampai 30 kg, bahkan pernah sampai 50 kg,”tuturnya kepada Lintas Indo News , Senin (12/1/20).
Ia menceritakan bahwa cuaca saat kondisi ombak tinggi mencapai 2 hingga 3 meter, hanya berani mencari rajungan di jarak 10 mil dari pantai. Padahal biasanya ia mencari rajungan sampai jarak 15 mil.
“Ombak di utara laut awa kira-kira mencapai 2 sampai 4 meter. Nelayan banyak yang gak berani jauh-jauh, karena resiko, tadi berangkat jam 4 fajar setelah sholat subuh , pulang jam 12 siang. Jaraknya paling jauh sekitar 10 mil, biasanya sampai 15 mil,”imbuh Rasmadi .
Kasno 48 tahun yang juga nelayan dari desa tetangga yakni dkelurahan Gegunung Kulon, mengaku cuaca buruk tidak hanya membuat hasil tangkapan rajungan yang turun drastis , tangkapan ikan pun sangat berkurang . Namun, juga berisiko merusak prahu yang sedang bersandar. Sebab, ombak tinggi sangat membahayakan prahu yang ditambatkan rawan saling berbenturan yang akhirnya bisa rusak.
“Kalau malam, dengan kondisi cuaca seperti ini pasti para nelayan melakukan aga perahu secara pergantian . Karena khawatirnya, kalau ombak besar seperti ini kan bisa membuat kapal yang sedang ditambatkan angkarnya lepas bisa saling bertabrakan. Sering seperti itu, makanya siang malam selalu siaga,” katanya.
Akibat cuaca yang tidak bersahabat menjadikan stok rajungan yang semakin sedikit, harga rajungan kini naik. Dari yang semula Rp 45 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram.
Waginah, salah seorang pengepul rajungan mengatakan kenaikan harga sudah mulai terjadi sejak satu minggu yang lalu.
“Memang bulan Desember dan Januari ini musimnya pas ramai,tapi tidak di dukung cuaca di laut . Jadi tangkapannya kian menurun, kemarin harga per kilonya Rp 45 ribu, sekarang Rp 65 ribu, dari nelayan, ” tuturnya.( insan )
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan (alenia pertama pembukaan UUD 1945)”