LintasIndoNews.com | Klaten – Sebagai syarat kelulusan tahun ini sesuai program pendidikan, SMPN 1 Bayat Klaten bagi siswa kelas VIII wajib membuat karya tulis dengan adakan study tour. Namun kegiatan yang tergolong biaya tinggi bisa menjadikan beban bagi orang tua siswa tidak mampu, hal ini sesuai apa yang terjadi di sekolah ini.
Berdasarkan investigasi media ini biaya kegiatan study tour diadakan hari minggu 1 januari 2018 lalu ke ibukota jakarta, dengan rincian per siswa di bebani Rp.990 ribu dengan jumlah siswa perkelas 32 siswa. Total anggaran terkumpul 32 siswa kali 8 kelas menjadi 256 siswa, jadi 256 kali 990 ribu terkumpul 256.440.000 angka yang sangat fantastis dan tergolong spetakuler bukan ??
Bila di kaji sangat bertolak belakang dengan perundang – undangan dan melanggar sistim pendidikan program gratis. Yakni memberi keringanan bagi masyarakat tidak mampu, tidak terealisasi dan mencederai dunia pendidikan.
Bila di kaji lebih dalam kabupaten klaten memiliki akses lebih mudah ke tempat wisata terdekat, kenapa harus jauh – jauh ke jakata ??
Hal ini sesuai apa yang di tudingkan aktifis LSM KP2BK ( Komite Pengawas Pembangunan dan Berantas Korupsi ) Agus Widodo, dia beranggapan kegiatan ini tergolong ranah pungli dimana ada indikasi memperkaya golongan dengan cara mengadopsi study banding sebagai kegiatan untuk ajang pungli.
Dugaan Agus di perkuat dana tersebut bisa saja mengalir ke Kepala Sekolah, guru pendamping dan ada konspirasi dengan biro perjalanan. Sementara Kepala SMPN 1 Bayat Drs.Sri Daryanto saat di konfirmasi perihal tersebut beberapa waktu lalu memberi keterangan, kegiatan study tour bersifat rutin tiap tahun guna melengkapi karya tulis siswa.
“ Anda mestinya tau kegiatan ini untuk pembuatan karya tulis, anda kan juga kenal saya gitu aja di pertanyakan, kayak gak kenal aja to mas, “kata Sri Daryanto beralasan . (Seno)