Lintasindonews.com, Sragen – Kota Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim program asuransi pertanian atau Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mendapat respon positif dari petani di tengah ancaman bencana kekeringan di beberapa wilayah sentra produksi padi.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Pending Dadih Permana mengatakan, tingkat keikutsertaan petani dalam program asuransi tersebut cenderung meningkat.
Dibandingkan tahun lalu, tingkat partisipasi semakin tinggi. Para petani sudah menyadari akan hal tersebut.
Berdasarkan data Kementan, hingga saat ini, terdapat sekitar 620.000 hektar sawah yang diikutsertakan ke dalam program AUTP. Jumlah tersebut sudah mencapai 62 persen dari target yang dicanangkan pemerintah yakni sebesar 1 juta hektar pada tahun lalu.
Sementara itu, total klaim sudah mencapai Rp 39 miliar dari lahan seluas 6.000 hektar. Dalam proses pelaksanaan asuransi pertanian, besaran premi AUTP yang ditetapkan per hektar dan per musim tanam adalah Rp 180.000. Namun, 80 persen atau Rp 144.000 ditanggung pemerintah, sehingga petani cukup membayar Rp 36.000 per hektar pada setiap musim tanam.
Selain itu data sumber petani dapat mengajukan klaim ganti rugi Rp 6 juta per hektar jika hasil produksinya mengalami tingkat kerusakan hingga 75 persen.
Dalam data statistik adanya asuransi pertanian bisa menjadi proteksi bagi petani dari ancaman gagal panen yang menyebabkam kerugian.
Saat ini hanya ada dua komoditas yang masuk kedalam program asuransi pertanian yakni padi dan sapi. Ke depan tidak menutup kungkinan ada komoditas lain yang bisa dimasukkan dalam program asuransi tersebut guna memberikan perlindungan kepada petani.
Selanjutnya apa yang terjadi di daerah hingga membias di kota bumi sukowati sragen, Sang inisiator Sutaryo selalu Kades Sribit Kecamatan Sidoharjo kabupaten sragen sudah bisa memsosialisasikan program tersebut.
Terbukti para petani yang mendaftar asuransi tersebut hampir sudah semua. ” Kami mengajak para petani mendaftar, dimana untuk mengurangi rasa takut gagal jika panen, untuk ganti rugi gagal panen sebesar 10 juta yang meliputi gagal panen dampak bencana alam, wabah penyakit dan hama, ” terang Sutaryo.
Sementara untuk bidang pembangunan tahun 2017 lalu menyelesaikan pamsimas di dukuh semen RT 02, yang mampu mengairi 280 KK dengan tujuan program air bersih dan rencana bisa untuk air mineral kemasan, yang nantinya di kelola BUMDes.
Keberhasilan lainya merehab gedung balai desa dengan sumber dana dari BKK dan PADes, pengerasan jalan sepanjang 800 meter di 5 RT, Itulah sekilas desa sribit yang kindusif seperti slogan Bupati guyub rukun bangun sukowati. ( Wanto / Rian hepi )
Editor : Eka awi