Lintasindonews – Sukoharjo, Hembusan angin tak sedap menerpa Percada Kabupaten Sukoharjo, Pasalnya Percada di tuding melakukan paksaan untuk sekolah yang ada di kabupaten Sukoharjo membeli kalender.

Direktur utama Percada Maryono, saat jumpa pers mengatakan pihaknya tak pernah ada pemaksaan dalam pembelian kalender, ia menampik angin tak sedap tersebut

“Perlu kami luruskan, Percada tidak pernah memaksa sekolah atau kepala sekolah untuk membeli kalender. Yang ada kami itu sebelumnya sosialisasi, yang mau beli monggo tidak ya tidak masalah,” ujar Maryono.

Dalam tudingan tersebut menurut Maryono sangat janggal dan naif sekali jika selalu di besar-besarkan, ia merinci jumlah siswa SMPN di Sukoharjo sebanyak 31 ribuan siswa yang membeli hanya 24.530, untuk SD dari jumlah 48 ribuan yang beli hanya 14 ribuan.

“Unsur memaksanya dimana? Kalau memaksa tentu semua harus beli,” ujarnya.

Desain kalender yang di buat ada jadwal agenda sekolah, sebagai ciri khas pendidikan kabupaten Sukoharjo.

“Mengenai harga, produk kita itu 7 halaman dengen kertas yang kualitas bagus dan harganya dibandingkan dengan luar, lebih murah. Kita diangka Rp 20 ribu, kalau di luar bisa Rp20 ribu lebih.”

Karena itu pihaknya berharap, semua pihak melihat hal itu dengan jernih. Termasuk mengenai datanya.

“Kalau dikatakan ada angka Rp 2 miliar, itu uang darimana? Coba dikalikan dengan jumlah siswa yang beli, tidak sampai miliaran. Dan kami ini BUMD artinya, sah sah saja kami memasarkan produk kami,” tandasnya.

Saat ini Maryono sedang mengkaji, apakah tudingan ini termasuk pencemaran nama baik, untuk itu Maryono belum bisa mengambil kesimpulan apakah bisa di bawa ke ranah hukum.

 

Tim

SHARE