Lintasindonews.com – Sragen, Setelah beredar dugaan kecurangan perangkat Desa di 6 desa kabupaten Sragen, banyak pendapat dan versi yang berbeda. Kontroversi ini hingga melibatkan pernyataan di berbagai kalangan.
Menurut Bondan Pratiwi Kades sambungmacan kecamatan sambungmacan kabupaten Sragen provinsi Jawa tengah menanggapi hal tersebut sangatlah terlalu dini, jika seorang birokrasi memberi pernyataan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UGM sebagai penyelenggara tes seleksi perangkat Desa di 6 desa fiktif.
“Seharusnya biar aparat terkait yang memberikan pernyataan LPPM yang di gunakan Fiktif, bukan seorang birokrasi, jadi itu menjadi konsumsi publik yang tidak baik, “ujarnya.
Masih kata Bondan, mecari LPPM yang tepat adalah arahan dari Pemkab. Ada dua universitas yang di tawarkan, yakni LPPM Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta dan UNTIDAR Magelang.
“Akhirnya kami sepakat memakai LPPM UGM, karena itu menurut kita yang terbaik, jika di katakan LPPM nya abal-abal kan mereka sendiri yang mengawal dan menunggu, yakni dari unsur Muspika, PMD, dan orang tua calon peserta, bahkan di lengkapi cctv, “terang Bondan.
Disinggung mengenai perangkat desa yang mundur, Bondan menyatakan perangkat desanya baik baik saja, dan terkait kabar setor uang ratusan juta, Bondan juga menampiknya dan menyatakan tidak ada.
“Uang sebesar itu saya tidak pernah menerima apalagi meminta, Dan sudah kami jelaskan itu tidak benar, “ungkapnya.
Tim