![]()
SLEMAN – Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sembada Kabupaten Sleman hingga akhir tahun 2025 menunjukkan tren positif. Tidak hanya berhasil meningkatkan laba perusahaan, PDAM Sleman juga mencatat pertumbuhan jumlah pelanggan serta keberhasilan menekan tingkat kebocoran air secara signifikan.

Capaian tersebut sekaligus menegaskan peran PDAM Tirta Sembada Sleman sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang tidak hanya berorientasi pada pelayanan publik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman.

Berdasarkan data per September 2025, laba PDAM Tirta Sembada Sleman telah mencapai Rp6,9 miliar, melampaui capaian laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6.163.693.096,56 pada 2024.

Direktur Utama PDAM Tirta Sembada Sleman, B. Edy Nugroho, S.E., M.M, didampingi Humas Rina, mengatakan bahwa capaian tersebut merupakan hasil konsistensi perusahaan dalam memperbaiki kualitas pelayanan, efisiensi operasional, serta pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
“Tingkat kebocoran atau kehilangan air menjadi perhatian serius, di samping kualitas air bersih dan kuantitas atau debit airnya,” ujar Edy kepada wartawan.
Selain peningkatan laba, jumlah pelanggan PDAM Tirta Sembada Sleman juga mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga November 2025, jumlah pelanggan tercatat 46.104 sambungan, meningkat dari 44.873 pelanggan pada tahun 2024. Artinya, terdapat penambahan 2.046 Sambungan Rumah (SR) baru atau sekitar 2,7 persen.
Adapun komposisi pelanggan PDAM Sleman saat ini meliputi Sosial Khusus sebanyak 466 pelanggan, Sosial Umum 76 pelanggan, Rumah Tangga 44.872 pelanggan, Instansi 277 pelanggan, Niaga Kecil 308 pelanggan, Niaga Besar 98 pelanggan, Industri 6 pelanggan, serta Bandar Udara atau tarif khusus kesepakatan sebanyak 1 pelanggan.

Menurut Edy, peningkatan jumlah pelanggan tersebut tidak lepas dari kebijakan tarif sambungan baru sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 136/KPTS/PDAM.TS/SLM/X/2025. Dalam regulasi tersebut, biaya pendaftaran sambungan baru ditetapkan sebesar Rp1.300.000, meskipun dapat menyesuaikan dengan kondisi lokasi pelanggan.
PDAM Tirta Sembada Sleman juga terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan tingkat kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW). Upaya tersebut antara lain dengan survei pemakaian nol meter kubik, penanganan pelanggan berstatus segel atau cabut, pemasangan water meter induk outlet distribusi dan District Meter Area (DMA), hingga pemanfaatan inverter pompa untuk mengatur debit air pada malam

hari.
Tak hanya itu, penggantian water meter pelanggan berusia di atas lima tahun, inspeksi jaringan pada malam hari dengan metode Minimum Night Flow, penggunaan Ultrasonic Flow Meter (UFM), serta Xmic electronic ground microphone sebagai alat step test juga diterapkan guna mendeteksi dan memperbaiki kebocoran lebih cepat.
Ke depan, PDAM Tirta Sembada Sleman menargetkan perluasan cakupan pelayanan, terutama di kawasan perkotaan, seiring rencana pengoperasian SPAM Regional Kartamantul pada tahun 2026.
Sebagai informasi, kinerja PDAM Sleman dievaluasi berdasarkan empat aspek utama sesuai pedoman BPPSPAM Kementerian PUPR, yakni aspek keuangan (25 persen), pelayanan (25 persen), operasional (35 persen), dan sumber daya manusia (15 persen). Evaluasi tersebut mencakup indikator kualitas air, tekanan air minimal 0,7 bar, efisiensi produksi, tingkat kebocoran, cakupan pelayanan, hingga kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
Koresponden|Tunjung K


