LINTASINDONEWS.com, REMBANG – Jembatan Desa Sidorejo kecamatan Pamotan yang menghubungkan dua kecamatan yaitu kecamatan Pamotan dan Kecamatan Gunem putus di terjang air bah, senin ( 06 /04 /2020 )malam.
Putusnya jembatan yang biasa dipergunakan akses masyarakat Desa Sidorejo ke Pamotan warga harus berputar lebih jauh , begitu juga akses untuk warga ke Kecamatan Gunem harus rela berputar sekitar 6 kilo meter lebih jauh.
Atas peristiwa putusnya jembatan tersebut Pemerintah Kabupaten Rembang, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang ( DPUT aru ) esuk harinya langsung diterjunkan ke lokasi dan mengecek kondisi jembatan, sayapan jembatan ambrol sehingga Jembatan tidak bisa di lewati.
Kepala DPUT aru , Sugiarto mengatakan ambrolnya sayapan dikarenakan adanya perobahan arus air sungai, juga menebalnya disimentasi dan banyaknya rumpun bambu di kanan kiri jembatan.
Dengan adanya perubahan arus air membuat air dengan volume yang sangat besar menabrak sayatan jembatan yang akhirnya ambrol.
“Tadi warga dan BPBD, dan dibantu TNI bekerja bhakti gotong royong untuk membersihkan sangkrah bongkahan disekitar kolong jembatan, namun kurang bisa maksimal, Sehingga hari ini saya datangkan alat berat untuk mengangkat bongkahan rumpun bambu yang masih dikolong jembatan.
Besuk pagi harapanya bisa bekerja sumuanya.
Berharap BPBD secepat mungkin suplai logistik dan warga bisa kerja bhakti, dan rencana saya bongkahan sayapan bisa dianggkat dan ditata lagi sehingga tidak ngronggos lagi ,” ungkapnya.
Terkait dengan jembatan darurat menurutnya tidak mungkin, karena jika di buat dari bambu.
Jalan alternative di rekomundasikan adalah jembatan yang di buat oleh desa dengan dana Desa tahun 2018 dengan lebar 3 meter dan panjang 12 meter menghabiskan dana Rp. 240 juta , letaknya sebelah barat , atau sebelum masuk jembatan belok kanan. Sedangkan untuk penanganan permanen, pihaknya akan segera membuat perencanaan, untuk masyarakat di mohon bisa bersabar. Himbsunya ( Tri )