Lintasindonews – Boyolali, Idul Fitri merupakan momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai hari raya perayaan berakhirnya bulan Ramadan, Idul Fitri juga menjadi momentum yang kaya akan makna, salah satunya adalah silaturahmi.
Silaturahmi berasal dari bahasa Arab, yaitu “shilatu” yang berarti hubungan, dan “ar-rahim” yang berarti kerabat. Secara luas, silaturahmi dapat diartikan sebagai upaya menjalin dan mempererat hubungan baik dengan sesama.
Pada Idul Fitri, tradisi silaturahmi menjadi sangat kental. Umat Muslim saling mengunjungi keluarga, kerabat, dan teman-teman untuk saling memaafkan, bertukar kabar, dan mempererat tali persaudaraan.
Lebaran, atau Hari Raya Idul Fitri, tidak hanya menjadi momen perayaan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk mempererat hubungan keluarga dan sosial. Salah satu tradisi yang sangat penting dalam momen Lebaran adalah saling berkunjung antar keluarga, kerabat, dan teman.
Tradisi saling berkunjung di Lebaran memiliki makna yang sangat dalam, baik secara spiritual maupun sosial.
Seperti halnya keluarga besar Trah Eyang Sastro Kartono, mengadakan temu kangen di saat hari raya idul Fitri, Kamis (11/04/2024). Pukul 10 WIB.
Hadir para anak cucu hingga cicit dari berbagai daerah seperti sewu, sangkrah, laweyan, boyolali, cilacap, bandung dan jakarta.
Bertempat di panularan Surakarta Jawa Tengah, di kediaman Oni, Ika dan Bagus. Dengan ramah tamah ini sebagai ajang silaturahmi yang tak terlupakan bagi keluarga besar eyang Sastro Kartono. (Janter RS).