LINTASINDO – SRAGEN, Dua kandidat calon bupati dan calon wakil bupati akan berlaga secara head to head, Rabu (27/11/2024). Kedua calon ini memiliki harapan yang sama-sama kuat, dimana kedua calon ini pastinya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Yuk kita lihat apa saja kelebihan dan kekurangannya? Serta apa latar belakang mereka, agar masyarakat bisa memilih dengan seleranya masing-masing.
Untuk pasangan nomor satu, adalah Cabup sragen Untung Wibowo Sukowati, barangkali tidak asing lagi di dunia politik Sragen. Meski terbilang relatif muda, adik kandung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati itu sudah menjelma menjadi salah satu politikus sukses di tataran Jawa Tengah.
Seperti halnya untuk hasil Pileg 2019 yang lalu, adalah salah satu indikatornya. Pria yang akrab disapa Mas Bowo itu berhasil meraih satu kursi DPRD Provinsi Jateng untuk PDIP dari Dapil Jateng VI (Sragen, Karanganyar, Wonogiri). Hebatnya, di usia yang relatif muda, Bowo mampu meraih suara tertinggi ketiga dari semua caleg terpilih di DPRD Provinsi Jateng.
Sementara itu Cawabup Sragen nomor urut 01 Drs. Suwardi adalah mantan kepala dinas pendidikan sragen yang telah purna tugas 11 Juni 2023 ini mengawali karirnya menjadi guru SD pada April 1983 sebagai Guru SD Negeri Kedungupit 1, berarti Suwardi telah mengabdi genap 40 tahun lebih dua bulan.
Selain itu kiprah yang di lakoni Suwardi, ia menjadi sejarah baru bagi pendidikan sragen, yakni terpilih secara aklamasi sebagai Ketua PGRI Sragen untuk periode keduanya (2020~2025). Keputusan konferensi tersebut mewujudkan keinginan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yakni agar PGRI Sragen memiliki tonggak sejarah baru.
Nah untuk pasangan urut nomor 01 untuk versi media lintasindo, memiliki kelebihan tentang birokrasi pemerintahan, dimana sang Bowo telah berpengalaman di legislatif, sementara untuk kalangan pendidikan, Suwardi bisa menata dunia pendidikan sesuai bidangnya.
Namun ada kekurangan dari sisi sosial masyarakat, yang kita pantau selama ini ada unsur dinastinya, dimana ayah kandung sudah menjabat dua periode dan sang kakak juga dua periode, akankah masyarakat bisa menerimanya. Hanya tim sukses yang akan bekerja keras agar masyarakat bisa menerima politik dinasti ini. Untuk perkotaan pasangan ini, banyak masyarakat yang kritis, namun di Pedesaan pasangan ini sangat dikenal dan familiar, masyarakat desa sepertinya tak peduli politik dinasti.
Sementara itu Sigit Pamungkas cabup sragen nomor urut 02, adalah sosok inspiratif yang lahir dari keluarga petani sederhana di Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, pada tahun 1976. Ia tumbuh di dekat Waduk Kembangan, di wilayah yang menempanya menjadi pribadi yang tangguh dan bersemangat.
Sigit memperoleh gelar Master of Arts (MA) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2010 setelah meraih gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM pada tahun 2001 dengan predikat Cum Laude. Meski sempat mendapat beasiswa untuk belajar di Inggris, ia memilih untuk tidak melanjutkannya karena keterbatasan biaya.
Sementara itu, Suroto lahir di Sragen pada 25 Agustus 1956 silam. Mengenyam pendidikan mulai dari SDN 2 Ngembatpadas pada 1965~1971, Suroto meneruskan sekolah di SMP Saverius Gemolong pada 1961~1974. Cukup lama ada jeda setelahnya hingga baru kembali melanjutkan pendidikan di SMA Karyawan Solo pada 2005~2008.
Menjelang Pilkada Sragen 2024, mantan wakil bupati Untung Yuni Sukowati ini, sebelumnya menjadi anggota DPRD Fraksi PKB mewakili Daerah Pemilihan Sragen 2 yang meliputi Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh. Politisi ini sangat familiar di kalangan Nahdlatul ulama (NU)
Kelebihan dari pasangan nomor urut 02 ini, menurut pantauan media lintasindo juga memiliki kans untuk menang. Untuk kelebihan yang sangat menonjol ada di cabuo Sigit Pamungkas, yakni berpengalaman di bidang pendidikan dan sangat berpengalaman dalam pemerintahan, karena kedekatannya dengan presiden Jokowi.
Sementara Suroto, di kalangan NU sudah sangat terbuka dan familiar, apalagi di setiap sudut desa di pastikan sangat dekat dengan Suroto.
Untuk kekurangan pasangan nomor urut 02 ini, Sigit Pamungkas masyarakat desa tidak begitu mengenal, karena belum banyak yang tahu kiprahnya untuk sragen, apalagi saat mencalonkan sangat minim bertatap muka dengan masyarakat desa. Kini para tim sukses seharusnya lebih banyak mengatur agenda, untuk sering sambang desa dan memperkenalkan diri kepada masyarakat desa yang ada di pelosok desa. Sebelum terlambat segera mendekat dengan rakyat kecil, sampaikan visi dan misi secara sederhana dan gamblang ke masyarakat desa.
Penulis : Dawam
Editor: Rian