Tokoh PDIP Blak-blakan: Dominasi PDIP di Jateng Mulai Retak?

Tokoh PDIP Blak-blakan: Dominasi PDIP di Jateng Mulai Retak?

Loading

OPINI & POLITIK

JAWA TENGAH kerap disebut sebagai “kandang banteng”. PDIP begitu kokoh di provinsi ini, bahkan seolah tanpa lawan. Namun, di balik gemerlap kemenangan demi kemenangan, muncul suara-suara blak-blakan dari tokoh-tokoh partai sendiri.

Ada yang jujur mengakui: dominasi PDIP di Jawa Tengah bukan tanpa celah. Justru, semakin lama, masyarakat mulai jenuh dengan hegemoni politik yang terlalu lama bercokol. Kritik itu datang bukan dari luar, melainkan dari internal sendiri.

Fakta di lapangan menunjukkan, di beberapa daerah, elektabilitas PDIP tak sekuat dulu. Ada daerah yang mulai renggang, ada tokoh lokal yang kecewa, dan ada rakyat yang mulai berpaling. Itu tanda-tanda nyata: mesin partai sudah tidak sekuat dulu.

Kritiknya sederhana tapi telak: PDIP terlalu nyaman. Ketika merasa kuat, pengawasan internal melemah. Saat rakyat menginginkan perubahan, partai justru sibuk menjaga warisan kekuasaan. Apakah PDIP sedang mengulangi kesalahan partai-partai besar di masa lalu?

Namun, di sisi lain, harus diakui PDIP masih punya akar kuat. Jaringan strukturalnya rapi, kader loyal, dan kultur gotong royong politiknya masih menjadi modal besar. Pertanyaannya: apakah modal itu cukup untuk bertahan menghadapi gelombang kejenuhan rakyat?

 

Opini ini ingin menegaskan: suara blak-blakan dari tokoh PDIP di Jateng bukan sekadar kritik internal. Itu alarm keras bahwa partai harus berbenah. Jika tidak, sejarah akan membuktikan—bahwa tak ada kekuasaan yang abadi.

Opini|Redaksi 

Overall Rating
5.0

Rating