LintasIndoNews,com | Sragen – Di Gedung Kartini Kel. Sine, Kec. Sragen, Kab. Sragen dilaksanakan Kegiatan Halal bi Halal tahun 2019/1440 H keluarga besar pedagang Pasar Kota Sragen Pj. H. Drs. Subono (Ketua Panitia) Hadir 700 orang. Kamis (27/6) Pukul. 20.00 s/d 22.35 WIB.
Hadir dalam acara tersebut Deddy Endriyatno (Wakil Bupati Sragen), AKBP Yimmy Kurniawan S.IK, MH,MIK (Kapolres Sragen), Letkol Kav Luluk Setyanto, M.P.M (Dandim 0725/Sragen), Untung Suharto (Kepala Disperindag), H. Drs. Subono (Ketua Paguyupan Pedagang Pasar Kota Sragen), Kyai Hartono ( Ponpes Al’amin Palur), Samsuri, S.Sos.MM (Camat Srg), IPTU Mashadi, SH, MH (Kapolsek Sragen Kota), Pelda Muhajir (Mewakili Danramil 01/Sragen) serta Pedagang Pasar Kota Sragen.
Deddy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen) mengatakan, dirinya dan bupati sragen ingin mengangkat dan memajukan UMKM (Usaha Menegah Kecil Mandiri) yang ada di Sragen.
“Kami ingin memajukan dengan cara memperbaiki fasilitas ataupun akses jalan menuju ke Pasar Bunder dan Pasar Kota Sragen, ” tegasnya.
Anggaran dikeluarkan oleh pemerintah hampir 200 Milyar untuk pembangunan dan penertiban Pasar Bunder dan Pasar Kota Sragen termasuk penataan tempat parkir dan pelebaran Jalan di Jln. Wr. Supratman, dan Jln. Ahyani ,tujuan kami adalah supaya akses ke Pasar jalannya lancar dan tidak terjadi kemacetan.
Dari Pemerintah daerah bersama satpol PP sudah melakukan upaya penertiban pedagang yang ada di jalan dengan cara merelokasi para pedagang yang ada di Pinggir jalan di sekitar Pabrik Mojo dimana Pabrik Mojo tersebut milik BUMN akan tetapi jalan disekitar pabrik mojo tersebut bisa dijadikan untuk pedagang kaki lima.
Dalam Tausyah Kyai Hartono ( Ponpes Al’amin Palur) menjelaskan, tujuan halal bihalal adalah mengembalikan jiwa yang fitri/ fitroh atau bisa disebut suci dan budaya halal bi halal ini adalah budaya jawa dan budaya orang indonesia.
“Tanda orang yang beriman adalah orang yang tidak mau melihat orang celaka dan orang yang beriman tidak mau menyimpan dosa, maka bisa dibilang orang yang melaksanakan halal bi halal dan melakukan jabat tangan dan saling meminta maafkan adalah tanda orang beriman, ” Urai sangat Kyai.
Lanjut dia, manusia bisa kembali fitri atau fitroh yaitu saat berpuasa dan sebelum mati maka jika sudah mati tidak akan bisa kembali fitri atau fitroh, Sebenarnya manusia itu dilahirkan dalam merek sama dan stempel yang sama dan agama yang sama kenapa karena manusia dilahirkan dari keturunan yang sama, tujuan hidup sama dan akan kembali mati ke Tuhan yang sama.
“ Sesungguhnya manusia dilahirkan oleh tuhan dengan tujuan untuk di uji untuk mengetahui kualitas ke imanannya, Maka kita semua dilahirkan didunia ini dengan status yang berbeda dengan jabatan, pekerjaan dan status yang berbeda beda karena dengan status itu kita diuji dan kita semua tidak luput dari dosa maka saat inilah saat yang tepat untuk saling memaafkan dan kembali ke awal ke jiwa yang fitroh, ” pungkasnya.
(Heri/hms kodim Srg)
Editor: Rian