LINTASINDONEWS – Sragen, Kini pedagang di pasar tradisional dan warga kecil seperti masyarakat kecil dalam kesulitan untuk membeli cabe rawit, harga cabe di seluruh pasar tradisional di berbagai daerah di Kabupaten Sragen melambung tinggi. Minggu (19/06/22
Sementara itu diakibatkan oleh iklim curah hujan yang tinggi, tanaman cabe banyak yang mati sehingga pasokan cabe berkurang hal itu disampaikan beberapa pedagang cabe dipasar tradisional Janglot, Tangen, Sragen.
Painah 69 tahun pedagang bumbu dapur di Pasar Janglot Tangen ini, menyebutkan bahwa beberapa bulan ini harga cabe naik tajam, cabe rawit satu kilogram mencapai Rp 100.000. Cabe merah per kilogram Rp 80.000, cabe hijau per kilogram Rp 40.000, padahal dari lebaran sampai sekarang selalu naik ini puncak kenaikan harga cabe sampai Rp 100.000/ kilogram, itupun stok kadang tidak ada.” Ungkap painah.
Maryanto 38 tahun penjual pecel lele diwilayah Ngrampal Sragen, menyampaikan bahwa selama ini dirinya merasa mengeluh, karena setiap hari harus membeli cabe 2 kilogram untuk sambal adonan pecel lele, ayam goreng, nila goreng dan bebek goreng, terpaksa saya oplos dengan cabe yang seharga Rp 40.000/ kilogram, kalau beli cabe rawit Rp 100.000 / kilogram, ya mengalami kerugian saya siasati saya campur cabe rawit cabe sret agar tidak merugi, gara-gara harga cabe yang melonjak mahal, tapi untuk rasanya tetap pedas yang cabe sret.” Pungkas Naryanto.
Sebenarnya kenaikan harga bukan hanya cabe saja, melainkan telor ayam, dan ayam potong dan kebutuhan pokok lain termasuk harga minyak goreng juga harganya juga tidak terkendali, hal ini menyebabkan minat pembeli melemah.
Para ibu rumah tangga juga kena dampak dari kenaikan berbagai komoditas dipasar tradisional diwilayah Kabupaten Sragen, semua akibat dari cuaca curah hujan tinggi, tanaman cabe banyak yang mati, dan mahalnya harga pakan ternak ayam, jadi telor dan ayam harganya naik signifikan.
(SRIYADI)