OPINI, Isu santer berkembang di masyarakat tentang mahalnya menjadi Sekretaris Desa Pengembangan Karier nilainya cukup fantastis. Perangkat Desa saat ini merupakan jabatan yang menjanjikan, maka banyak dari kalangan masyarakat menginginkan anaknya jadi Perangkat Desa. Saat ini regulasi mengatur tentang kedudukan Perangkat Desa. Perangkat Desa mendapatkan Penghasilan Tetap (Siltap) maupun Bengkok (Tanah Sawah) yang nilai jualnya cukup tinggi. Terlebih lagi bila kondisi bengkok desanya merupakan areal irigasi teknis yang bisa ditanami intensifikasi padi 2 kali musim tanam dan musim kemarau (Palawija, Jagung) 1 kali musim tanam.
Peristiwa heboh tersebut mencengangkan semua pihak, dimana menjadi Sekretaris Desa jalur pengembangan karier harus merogoh kantong hingga 600 juta. Nilai tersebut menjadi perbincangan publik, bahkan berkembang issue hangat ditengah masyarakat.
Dicontohkan, masyarakat pun bertanya dan bergumam dalam hati, koq segitu mahalnya menjadi perangkat desa. Tetapi diyakini bahwa jabatan apapun saat ini tidak ada yang gratis, gerutunya.
Konon masyarakat yang ada di wilayah desa tersebut saling berpendapat dan bertanya, kalau menjadi Sekdes (Carik) pengembangan karier harus membayar 600 juta, artinya jadi Kepala Desa (Pak Lurah) sungguh enak, pantas saja banyak yang nyalon memperebutkan Jabatan Kepala Desa, cetusnya.
Yang lebih mengagetkan adalah terdapat beberapa Perangkat Desa lain sebutlah (Kadus) yang berminat menjadi Sekretaris Desa jalur pengembangan karier, tetapi untuk setoran sebesar itu yang bersangkutan tidak sanggup, akhirnya Jabatan Sekdes pengembangan karier jatuh ke Perangkat Desa yang sanggup membayarnya kepada Penguasa Tunggal di desa yakni Kepala Desa, luar biasa negeri ini.
( *** @li – Grobogan ).