Penulis: S. Rianto (Jurnalis Media Lintasindo)
OPINI, Setelah di Lantik pada tanggal 20 Oktober 2024 yang lalu, berarti sudah genap satu bulan lebih. Presiden Prabowo Subianto langsung tancap gas seperti slogannya saat kampanye kemarin, yakni oke gas. Prabowo subianto lansung bertolak ke China menggunakan pesawat kepresidenan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Jumat (8/11/2024).
Diketahui, ini menjadi lawatan luar negeri perdana Prabowo setelah dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Tak hanya ke China, Prabowo akan memenuhi undangan hadir dalam pertemuan bilateral dan multilateral, serta melakukan kunjungan kehormatan ke empat negara lainnya selama 16 hari.
Yakni yang Pertama, pada 8-10 November 2024, Prabowo akan ke China untuk memenuhi undangan Presiden China Xi Jinping.
Kedua, dari China, Prabowo akan langsung terbang ke Amerika Serikat untuk melakukan kunjungan kerhormatan atas undangan Presiden Joe Biden.
Prabowo rencananya akan berada di Amerika selama dua hari, yakni 11-12 November 2024.
Ketiga, setelah melakukan lawatan ke Amerika, Prabowo langsung terbang ke Peru, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang digelar pada 13-16 November 2024.
Keempat, Prabowo akan ke Brasil untuk menghadiri KTT G20 yang digelar pada 14- 16 November 2024.
Dan yang Terakhir, Prabowo dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Kerajaan Inggris Keir Starmer di London, Inggris sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air.
Namun, Prabowo mengungkapkan bahwa dia akan berkunjung ke beberapa negara di Timur Tengah dalam perjalanan kembali ke Indonesia.
Di sini kita bisa melihat dari kerja presiden ke delapan ini, yang bekerja dengan rate-nya bisa terukur untuk menjadi icon dunia. Ini karena latar belakang dari Prabowo Subianto sendiri yang sangat luas pergaulannya di kalangan dunia.
Sementara itu mantan presiden ke tujuh, Jokowi Widodo mengisi waktu dengan ikut turun gunung.
Ini pembuktian kekuatan politik mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih manjur dan tetapenjadi epic sentris hingga bergetar ke pelosok desa.
Sejumlah kandidat yang didukungnya berhasil meraih kemenangan di berbagai daerah, setidaknya sementara berdasarkan quick count. Mulai dari Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jawa Timur hingga Banten.
Namun, kemenangan Jokowi tidak berlaku di Jakarta, tempat kandidat yang didukungnya, Ridwan Kamil-Suswono tertinggal dari Pramono Anung-Rano Karno.
Hasil hitung cepat alias quick count beberapa lembaga survei menunjukkan dominasi pasangan yang mendapat dukungan Jokowi. Di Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul telak dari Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, meraih 57,95 persen suara menurut Charta Politika.
Di Jawa Barat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan mendominasi dengan 61,14 persen suara berdasarkan Indikator Politik Indonesia. Pasangan Bobby Nasution-Surya, yang merupakan menantu Jokowi, menang di Sumatera Utara dengan 63,01 persen suara.
Kemenangan tak terduga juga terjadi di Banten, di mana pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah mengalahkan Airin Rachmi Diany, unggul hingga 58,39 persen suara menurut Charta Politika. Begitu pula di Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak mengalahkan dua pasangan lainnya dengan perolehan 57,15 persen suara.
Namun, situasi di Jakarta menjadi antitesis dari keberhasilan Jokowi. Ridwan Kamil-Suswono hanya memperoleh sekitar 39 persen suara, kalah dari Pramono Anung-Rano Karno yang meraih di atas 50 persen menurut berbagai lembaga survei. Dengan hasil ini, Jakarta menjadi satu-satunya wilayah di mana kandidat Jokowi gagal berjaya.
Sumber refrensi: kompas/tempo