SRAGEN, Kondisi siswa semasa pandemi, Kurikulum yang normal bisa diterapkan dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Untuk itu sekolah bagi siswa baru dampaknya pun akan sangat besar, yakni melalui belajar dalam jaringan (daring).
Meyikapi tentang hal tersebut, Kasek SMPN 2 Gemolong Kabupaten Sragen Taat Wihargo berpendapat, jika situasi sudah aman dan memungkinkan, sekolah mestinya dapat dibuka kembali.
“Semua siswa dirumahkan, meski belajar jarak jauh dan tidak tatap muka, namun para siswa di harapkan bisa mengikuti kurikulum pendidikan secara normal, jik bertarap muka atau masuk sekolah dengan tetap menjaga protokol kesehatan, ” Jelasnya.
Lebih lanjut, Selain keterbatasan fasilitas, sistem PJJ juga dinilai belum efektif karena ketidaksiapan siswa belajar di rumah.
“Greget siswa menyikapi belajar daring, standar ada yg antusias dan ada yangg standar minimal, atau biasa-biasa saja, “ungkap Taat.
Kemudian yang menjadi kendala, menurut Taat adalah sarana jaringan dan HP, kendala umum, satu HP untuk satu keluarga ada cara tersendiri dalam belajar.
” Bagi siswa yang kurang mampu biasanya menjadi kendala, dimana fasilitas yang tidak mendukung bisa menyebabkan siswa terganggu dalam belajar jarak jauh ini, ”ucapnya.
Sementara untuk para guru yang rutin ke kantor memiliki konsep protokol kesehatan. Yakni tetap memakai masker, cuci tangan dan menjaga imunitas.
“Para pendidik di sekolah ini tetap menjalankan protokol kesehatan, dan selalu memantau siswa meski tidak bertatap muka langsung, ” Pungkas Taat. (Red)