KLATEN – Uji coba pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka pada lima sekolah di kabupaten Klaten dua pekan lalu dinilai berhasil dan tidak muncul cluster baru dari sekolah sehingga diharapkan pada bulan Juli besok pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka akan diperluas.
Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Wardani Sugiyanto saat dimintai penjelasan oleh media ini terkait evaluasi pelaksanaan uji coba Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Klaten.
Sebagaimana diketahui, sekitar dua pekan lalu lima sekolah di Klaten yaitu SMK N 3, SMA N 3, SMP N 2, MAN 1 dan MTs N 3 ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan uji coba penerapan Pembelajaran Tatap Muka di sekolah.
Saat itu ada satu sekolah yaitu MTs N 3 Klaten di Prambanan yang ditunda selama tiga hari pelaksanaan uji coba Pembajaran Tatap Muka karena diduga ada salah satu guru di sekolah tersebut yang termasuk kategori suspect C19, namun setelah hasil test SWAB atas guru tersebut dinyatakan negatif maka sekolah tersebut ikut pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka.
Setelah berjalan selama kurang lebih dua pekan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka dinilai sukses oleh Dinas Pendidikan Pemkab Klaten sehingga diharapkan pada bulan Juli nanti pelaksanaan pembelajaran tatap muka akan diperluas ke seluruh sekolah di kabupaten Klaten, mulai dari tingkat SD, SMP dan SLTA.
Menurut Wardani Sugiyanto, untuk pendidikan setingkat PAUD maupun TK untuk saat ini belum bisa dilaksanakan pembelajaran tatap muka. “Tahu sendiri, bagaimana polah tingkah anak anak TK/PAUD itu, apalagi jika mereka nyanyi teriak teriak…semburan doplet penyebar virus akan kena teman temannya…” ungkap Wardani.
Selanjutnya ditekankan oleh Wardani, sebenarnya seluruh sekolah di Kabupaten Klaten sudah siap melaksanakan proses pembelajaran tatap muka sejak tahun kemarin. Mereka (sekolah) sudah melengkapi sarana dan prasarana penerapan protokol kesehatan di sekolah masing masing.
“Kami juga sudah memberikan pengarahan bagaimana metode dan tata cara pelaksanaan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. ..” jelas Wardani.
Bahkan diakui Wardani bahwa sudah banyak sekolah yang melakukan proses pembelajaran tatap muka di kelas dengan metode siswa yang datang ke sekolah bergiliran model shift. “Sekolah sekolah yang sudah melaksanakan proses pembelajaran tatap muka dengan cara siswa bergiliran hadir di sekolah itu adalah sekolah sekolah yang berada di daerah dengan kategori zona hijau atau kuning. Dan bila ada perubahan zona, sekolah juga langsung kembali ke pembelajaran daring…” tandas Wardani Sugiyanto.
Sementara untuk pelaksanaan Ujian Sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten sudah mengeluarkan edaran bahwa untuk pelaksanaan Ujian Sekolah SD dan SMP dilaksanakan secara Daring dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena terkendala belum semua guru mendapatkan vaksin C19. Saat ini baru sekitar 10% guru di kabupaten Klaten yang sudah mendapatkan suntikan vaksin C19.
” Syarat melaksanakan ujian secara tatap muka menurut peraturan mendikbud adalah semua guru harus sudah divaksin. Dan di Klaten belum tercapai syarat tersebut, makanya Ujian Sekolah masih secara daring atau PJJ atau gabungan dari dua model tersebut…” pungkas Wardani.
(Janter/Suharti)
Editor: Seno