Gibran dan keluarga (foto istimewa)
SOLO – Ini sebuah asumsi yang terlalu menganggap remeh anak muda dalam berpolitik, apakah ada batasan anak muda untuk ikut Pilkada?
Dalam perjalanan bangsa yang panjang pemuda sangat berperan dalam perpolitikan Indonesia, mereka mengalami dialektika dengan berbagai konteks sosio-kultural yang sangat beragam.
Jauh sebelum kemerdekaan, peran pemuda telah terlihat dalam partisipasi politik yang tinggi sebagai manifestasi dari keinginan untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat.
Peran pemuda dalam politik Indonesia abad ke-20 merupakan fenomena khas kaum muda.
Meluasnya kesempatan penduduk untuk memperoleh pendidikan, industrialisasi dalam batas-batas tertentu, urbanisasi, disintegrasi masyarakat primitif, teknologi berkembang dengan cepat telah menunjukkan dengan baik bahwa perubahan-perubahan pada ranah struktur sosio-kultural telah membentuk kurang lebih apa yang disebut dengan nilai-nilai “rasional”, inilah yang menjadi dasar bagi gerakan politik kaum muda.
Kaum muda telah membuktikan diri dalam setiap momentum politik di negeri ini. Mereka tampil sebagai penerobos di front line saat elit-elit negeri enak-enakan menikmati kekuasaan.
Kaum muda selalu berada dalam barisan rakyat untuk meluruskan kekuasaan yang bengkok. Dalam setiap perubahan politik yang ‘revolusioner’ mereka selalu mengambil jalan ekstra-parlementer dengan slogan Mendidik Rakyat dengan Pergerakan dan Mendidik Penguasa dengan perlawanan.
Mereka terlibat dalam kerja-kerja ideologis dan politis sekaligus. Demikianlah fatsun politik kaum muda.
.
Setelah reformasi tidak sedikit kaum muda yang memutuskan diri bergabung dengan partai politik dan memilih perjuangan melalui parlemen.
Namun keberadaan mereka tidak terlalu efektif dan bahkan cenderung termarjinalisasi dalam proses-proses politik formal, baik pada level partai politik maupun parlemen.
Hal ini disebabkan karena elit politik kita masih disesaki oleh generasi-generasi tua (old politicians).
Kita tidak mengerti mungkin para old politicians ini masih ingin berkuasa hingga akhir hayatnya.
Tanda-tanda itu semakin nampak jika kita lihat elit-elit partai politik tingkat nasional dipenuhi oleh old politicians ini. Meski pengecualian untuk tingkat daerah.
.
Sudah seharusnya kaum muda sebagai kaum intelektual yang akan mengambil alih pergerakan politik bangsa ini, tentunya dengan berbagai pengalaman yang mereka miliki.
Jika perpolitikan hanya dikuasai oleh generasi-generasi tua (old politicans) akan menyebabkan kemunduran perpolitikan indonesia, hal ini bisa terjadi karena kurangnya persiapan dari awal kaum muda dalam memegang perpoltikan tersebut, Tentu dimulai dari tahapan kaderisasi sejak awal baik itu partai politik maupun yang lainnya.
Dan Gibran sudah berani memulai, serta PDIP pun menyambutnya demi sebuah KADERISASI di partainya. Jadi Gibran maju di Pilkada sudah SAH serta mengikuti mekanisme sesuai peraturan yang ada. (Red)