LINTASINDONEWS – JATENG, Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya petani di provinsi Jawa Tengah forum komunitas peduli nasib buruh ( FORKOMPENAB) menggelar sarasehan agribisnis,smart farming dan pertanian organik pada hari Kamis ( 7 Maret 2024),bertempat di aula dinas pertanian, perikanan dan pangan Kabupaten Semarang. Sarasehan dihadiri oleh sekitar 60 an peserta perwakilan kelompok tani dari berbagai kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah seperti dari kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal Kabupaten Boyolali, Kabupaten Temanggung, dan Kota Solo.
Hadir dalam kegiatan sarasehan kepala bidang Ormas Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kesbangpol Kabupaten Semarang,PPL Distanbun Provinsi Jawa Tengah, sekretaris dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang. Ketua DPD FORKOMPENAB Jawa Tengah, Ucok Silalahi dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada ibu Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah yang sudah mendukung kegiatan sarasehan petani sehingga kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Ketua DPD FORKOMPENAB mengajak kepada semua pengurus dan anggota Forkompenab untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dibidang pertanian.
“Saya mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota Forkompenab, kelompok tani dan UMKM mari senantiasa tingkatkan ilmu dan kolaborasi,sehingga petani akan semakin jaya dan sejahtera, “imbuh Ucok.
Kepala bidang Ormas Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah,Muslikhah Setiasih,S.IP dalam sambutannya mengatakan bahwa Forkompenab merupakan ormas pertanian yang selalu aktif melaksanakan kegiatan membina kelompok tani, untuk itu Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah akan selalu mendukung dan bersinergi.
Sementara itu Kepala Kesbangpol Kabupaten Semarang, Suyana,S.H,M.Si mengajak kelompok tani dibawah naungan Forkompenab untuk senantiasa menerapkan pertanian organik. Pertanian organik jika dilaksanakan maka hasil panennya harganya akan lebih tinggi sehingga akan mempercepat kesejahteraan, “harap Suyana.
Bupati Semarang H Ngesti Nugraha,S.H,M,H dalam sambutannya yang dibacakan oleh sekretaris dinas pertanian, perikanan dan pangan Kabupaten Suhartono mengatakan, bahwa petani sebagai tulang punggung perekonomian untuk itu pemerintah Kabupaten Semarang senantiasa mendukung pembangunan disektor pertanian, ujarnya.
Pegawai penyuluh pertanian (PPL) dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Sinta mangatakan bahwa Dinas pertanian dan perkebunan Provinsi Jawa Tengah saat ini sudah membentuk komunitas mimbar sarasehan petani sehingga jika ada kendala dan hambatan terkait Masalah bibit, pupuk ,alat pertanian dan pengolahan pra panen dan pasca panen akan memberikan solusi.
Sarasehan pelatihan petani dengan tema Agribisnis, smart farming dan pertanian organik menghadirkan tiga Nara sumber dari pakar pertanian yaitu Rohimin dengan materi pelatihan Agribisnis, agriteknogi dan angri industri. Endar Wiharjo,S.Pd dengan materi pelatihan Smart Farming dan Ir.Harry Sidauruk materi pelatihan pertanian organik.
“Dalam Agribisnis Petani harus mampu mengolah hasil pertanian dari hulu ke hilir dan mencapai target keuntungan seperti penyediaan pupuk, bibit,dan peralatan pertanian,” tutur Rohimin dalam pemaparan materinya.
Sementara Endar Wiharjo dalam pemaparan materi Smart Farming mengatakan bahwa dalam data statistik petani di Indonesia jumlahnya saat ini 33 juta ,dimana usia petani lebih dari 45 tahun sebanyak 70% dan petani usia kurang dari 45 tahun sebanyak 30% dan masih banyak mengolah lahan pertanian dengan cara konvensional belum berbasis teknologi.
“Smart Farming hadir sebagai solusi untuk menarik perhatian para pemuda untuk tertarik didunia pertanian sehingga ada regenerasi dari petani tua ke petani muda dengan dengan inovasi teknologi seperti internet of things ( IOT) sebagai sensor dan memantau kondisi tanah, kelembaban dan iklim, bigh data dan analitik sebagai pengambilan keputusan,dan penyimpanan Claud, drone robotika dan otomatisasi untuk penanaman, pemupukan dan panen, kecerdasan buatan untuk memprodiksi pola cuaca, deteksi hama dan penyakit sehinggal goalnya akan meningkatkan produktivitas, mutu, efisiensi input dan nilai ekonomi. “,tutur Endar.
Disesi terakhir pelatihan, Harry Sidauruk mengajak kepada seluruh peserta kelompok tani untuk praktek cara membuat pupuk organik dengan bahan bahan yang mudah didapat seperti lose (tetes tebu), air kelapa, air sumur/PAM, dan EM 4 urin sapi, ke lima bahan organik dicampur masukan kedalam galon Aqua yang sudah berisi air, dan kemudian didiamkan difermentasikan selama satu pekan.
“bahan bahan Pertanian organik bisa dengan mudah didapatkan disekitar kita seperti kotoran sapi, urin sapi, dedaunan dan buah, sehingga semua petani bisa membuat dengan mudah dan dengan pertanian organik tanah bisa subur menghasilkan prodak pertanian yang sehat dan harganya bersaing, “ujar Harry (Rohimin/Janter/Suharti)