REMBANG – Pengrajin tahu tempe di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah harus memutar otak untuk bertahan hidup dan usahanya biar tetap berjalan.
Harga kedelai yang naik mencapai 25 persen, terpaksa mereka mengurangi ukuran tempe untuk menekan kerugian yang lebih besar. Kenaikan harga kedelai membuat sejumlah pengrajin tahu tempe di kabupaten Rembang jawa tengah pusing tujuh keliling dibuatnya, lantaran harga kedelai yang mencapai belasan ribu rupiah perkilonya, membuat usaha mereka mulai goyah.
Sri mutmainah warga dukuh Grajen, Desa Sumberjo,Kecamatan Kota Rembang, salah satu pengrajin tempe mengaku, dengan kenaikan harga kedelai yang terus menerus melonjak, membuat mereka kelimpungan. Untuk menekan kerugian yang lebih besar ia terpaksa mengurangi ukuran tempe dari pada menaikan harga tempe.
Pengrajin tempe yang sudah puluhan tahun ini menuturkan, pertengahan tahun 2021 harga kedelai Rp.9.100,- belum ada dua bulan harga kedelai naik lagi menjadi Rp.10.900, per hari jumat tanggal 12 naik lagi menjadi Rp.11.000 .” Belum ada lima bulan harga kedelai sudah naik tiga kali ,” jelasnya .
Sri Mutmainah menambahkan, kenaikan harga kedelai impor ditambah stoknya berkurang, lanjut Sri, maka produksi ikut menurun, apalagi stok kedelai lokal sangat kurang dan kwalitasnya kurang bagus bila di buat” kalau kondisi pasar seperti ini terus, besar kemungkinan pengrajin tahu tempe banyak yang tutup,” tegasnya. Untuk membuat tempe setiap hari ia membutuhkan bahan baku kedelai satu setengah kwintal
( insan , trie )
Editor: Seno